Sejarah Islam - Dahsyatnya Iman

Dahsyatnya iman


Ferydiyon(07-05-20) - Setelah delegasi kafir Quraisy pergi, Abu Thalib memanggil Rasullullah dan berkata, "Muhammad, orang-orang Quraisy kembali datang padaku dan mengatakan, 'Wahai Abu Thalib, engkau adalah orang terhormat dan terpandang di kalangan kami. 

Oleh karena itu, kami meminta baik-baik kepadamu untuk menghentikan keponakanmu itu, tetapi tidak juga engkau lakukan. Ingatlah, kami tidak akan tinggal diam terhadap orang yang memaki nenek moyang kita, tidak menghargai harapan-harapan kita, dan mencela berhala-berhala kita. Suruh diam dia atau kami lawan dia hingga salah satu pihak nanti binasa!"

Abu Thalib memandang wajah keponakannya lekat-lekat, hampir seperti memohon, lalu katanya, "Jagalah Aku, Nak. Jaga juga dirimu. Jangan Aku dibebani dengan hal-hal yang tidak dapat kupikul."

Sahabat fillah, Rasullullah tertegun. Beliau tahu, pamannya seolah sudah tidak lagi berdaya membelanya. Pamannya sudah hendak meninggalkan dan melepasnya. Sementara itu, kaum muslimin masih lemah dan belum mampu membela diri. Namun, semua diserahkan pada kehendak Allah. Rasullullah bertekad untuk terus berdakwah. Lebih baik mati membawa iman daripada menyerah atu ragu-ragu.

Oleh karena itu, dengan seluruh kekuatan jiwa, Rasulullah berkata, "Paman, demi Allah, kalau pun mereka meletakkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku agar aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan. Biar nanti Allah yang akan membuktikan apakah kemenangan itu ada ditanganku atau aku binasa karenanya."

Begitulah kedahsyatan iman Rasulullah. Abu Thalib sampai tertegun dan gemetar mendengar tekad keponakannya itu. Rasulullah pergi sambil menitikkan airmata, tetapi Abu Thalib memanggilnya kembali sambil berkata, "Anakku katakanlah sekehendakmu. Aku tidak akan  menyerahkan engkau walau apapun yang akan terjadi."


Catatan Tambahan 


 Khali 

Di jazirah Arab ada tradisi yang disebut khali.
Khali adalah orang yang terusir dari kabilahnya. 

Jika Abu Thalib menerima tawaran Quraisy, berarti Abu Thalib akan membuat Rasulullah menjadi seorang khali. 

Seorang khali sama dengan penjahat buronan. Ia boleh dianiaya bahkan dibunuh tanpa dibela siapa pun. Karena seorang khali sudah tidak diakui oleh kabilah manapun.

Ammarah bin Al Walid, laki-laki tampan yang hendak ditukar dengan Rasuluallah, akhirnya mati secara menyedihkan sebagai seorang Khali di gurun Habasya.

Berikut yang dapat saya sampaikan tentang dahsyatnya iman.

Terimakasih.
Angga Surya
Angga Surya Nama saya Angga Surya P saya berasal dari Sidoarjo Jawa timur saya ingin memberikan pengetahuan saya lewat sebuah blogger dan siapa tahu nantinya bermanfaat bagi anda

No comments for "Sejarah Islam - Dahsyatnya Iman"